Malam itu pukul tujuh malam
Butiran-butiran air yang menempel di dinding bus berkejaran menuruni kaca
Menghibur mataku ketika menatapnya
Hafana tumpanganku terus melaju
Menerjang guyuran air yang menderas dari langit
Setelah bertemu calon istriku
aku terdiam,
memikirkan keinginannya
“bang, cepat nikahi aku ya…”
Di Surabaya aku menemuinya,
Dalam perbincangan, ia mengatakan padaku
Kutangkap keinginan membuka lembaran baru
Ada harapan membuat sejarah bersama waktu yang kejam memburu
Hubunganku dengannya sudah berjalan sejak aku kuliah
Kami sempat putus selama tiga tahun
sebelum akhirnya kami kembali menjalin hubungan
saat kita sama-sama kerja
Kupikir, sudah saatnya aku mengakhiri masa lajangku
usiaku sudah menjelang 28 tahun
lebih tiga tahun dari sunah yang dianjurkan nabi
meskipun aku bukan nabi, tapi anjuran menikah di usia 25 sudah terlewati
Kini tantangan menghadapi dunia bersama ada di depan mata
Saatnya berbagi menjalani hidup
Saatnya untuk bersikap
Saatnya mengambil keputusan
Malang, 24 februari 2005