Andy Riza Hidayat

Lihat, dengar, dan renungkan apa kata Dia

Tuesday, March 15, 2005

kata-katanya...

kata-katanya liar,
seperti makhluk yang sulit ditaklukkan

meski nyawa telah hilang
kata-katanya menggelorakan hati yang diam
membuat jantung berdetak- detak

kata-katanya..
masih hidup meski nyawa telah lama hilang

salam untuk ; wiji thukul dan munir, pejuang yang tidak mengenal takut.

Friday, March 04, 2005

Surabaya - Malang

Malam itu pukul tujuh malam
Butiran-butiran air yang menempel di dinding bus berkejaran menuruni kaca
Menghibur mataku ketika menatapnya

Hafana tumpanganku terus melaju
Menerjang guyuran air yang menderas dari langit

Setelah bertemu calon istriku
aku terdiam,
memikirkan keinginannya
“bang, cepat nikahi aku ya…”

Di Surabaya aku menemuinya,
Dalam perbincangan, ia mengatakan padaku
Kutangkap keinginan membuka lembaran baru
Ada harapan membuat sejarah bersama waktu yang kejam memburu

Hubunganku dengannya sudah berjalan sejak aku kuliah
Kami sempat putus selama tiga tahun
sebelum akhirnya kami kembali menjalin hubungan
saat kita sama-sama kerja

Kupikir, sudah saatnya aku mengakhiri masa lajangku
usiaku sudah menjelang 28 tahun
lebih tiga tahun dari sunah yang dianjurkan nabi
meskipun aku bukan nabi, tapi anjuran menikah di usia 25 sudah terlewati

Kini tantangan menghadapi dunia bersama ada di depan mata
Saatnya berbagi menjalani hidup
Saatnya untuk bersikap
Saatnya mengambil keputusan

Malang, 24 februari 2005